Project Scope Management


Nama : Renaldi Budi
NPM  : 46112103
Kelas : 2DC01


Project Scope Management

Project Scope Management adalah acuan semua pekerjaan yang termasuk harus dikerjakan dalam rangka menghasilkan produk proyek, beserta proses-proses yang dilakukan untuk membuat produk yang dimaksud. Project Scope Management atau Batasan Proyek mendefinisikan apa yang akan dikerjakan atau apa yang tidak akan dikerjakan dalam sebuah proyek.
·         Proses Project Scope Management
Inisiasi : memulai proyek atau melanjutkan pada fase berikutnya
Perencanaan ruang lingkup proyek
Pendefinisian ruang lingkup proyek
Membangun WBS
Verifikasi ruang lingkup proyek
Kendali perubahan ruang lingkup proyek
·         Inisiasi Proyek
Adalah proses pemilihan proyek dalam rangka mendukung rencana strategis organisasi. Rencana strategis sebuah organisasi akan melibatkan tujuan jangka panjang organisasi tersebut. Sebuah Proyek IT harus mendukung strategi organisasi dengan memberikan keuntungan kompetitif termasuk keuntungn finansial didalamnya.
·         Identifikasi Proyek Potensial
a. Kebanyakan organisasi mengikuti proses perencanaan dalam memilih proyek IT
b. Membangun Rencana strategis IT berdasarkan rencana strategis organisasi secara menyeluruh.
c. Analisis Area Bisnis
d. Mendefinisikan proyek yang potensial
e. Memilih proyek IT dan menempatkan sumber daya yang dibutuhkan
Proses Rencana TI
 

·         Metode Pemilihan Proyek
Dalam memilih sebuah proyek harus di ikuti dengan metode yang meliputi :
Berfokus pada kebutuhan utama organisasi
Kategorisasi proyek IT
Analisis Finansial
Weighted Scoring Model
Implementasi Balanced Scorecard

Mengapa perusahaan investasi pada TI

Banyak ahli yang telah mencoba melakukan penelitian mengenai keputusan investasi
teknologi informasi. Mereka berusaha mengaitkan antara produktivitas penggunaan komputer terhadap
pertumbuhan ekonomi perusahaan. Terdapat juga ahli yang melakukan penelitian untuk melihat
hubungan antara investasi modal dalam teknologi informasi dan kinerja produktivitas perusahaan.
Beberapa peneliti menemukan hubungan positif antara hubungan investasi tenologi informasi dengan
produktivitas dan kinerja perusahaan seperti yang dilakukan oleh Bhatt pada tahun 2000, Stratopoulos
dan Dehning pada tahun 2000 serta Swierczek and Shrestha pada tahun 2003.
Pada saat perusahaan memutuskan untuk melakukan pembelian peralatan teknologi informasi,
perusahaan harus dapat memutuskan pembelian tersebut akan dilakukan secara langsung atau
berjumlah satuan tanpa perencanaan khusus atau perusahaan telah memiliki anggaran khusus yang
disediakan untuk membeli peralatan teknologi informasi untuk mengubah sistem operasional
perusahaan dengan menggunakan peralatan teknologi informasi sebagai pendukung dalam usaha
pencapaian strategi perusahaan. Membeli secara satuan ataupun membeli dalam partai besar, nilai
yang dikeluarkan oleh perusahaan tetap merupakan jumlah yang tidak sedikit. Terutama bagi
perusahaan yang memang mengandalkan fungsi komputer dalam kegiatan sehari-hari.

Hal yang menjadi pertanyaan adalah apakah pada saat membeli peralatan teknologi informasi
tersebut perusahaan telah melakukan perhitungan dengan tepat mengenai nilai yang harus dibayar dan
apakah nilai tersebut sebanding dengan keuntungan yang akan diterima di masa mendatang?
·         Benefit Investasi Teknologi Informasi
Secara akuntansi, umumnya pencatatan pembelian peralatan teknologi informasi hanya dicatat
sebagai asset dan disusutkan secara rutin setiap periodenya untuk mengurangi nilai sebagai
perhitungan bahwa peralatan tersebut telah digunakan atau dimanfaatkan. Penyusutan tersebut pun
tercatat sebagai expense karena diasumsikan bahwa pemakaian peralatan teknologi informasi tersebut
merupakan beban bagi perusahaan yang dapat mengurangi nilai pendapatan yang telah diperoleh
sehingga mengurangi nilai laba.
Padahal dengan melakukan investasi dalam pembelian peralatan teknologi informasi atau
investasi TI dapat memberikan benefit lebih bagi perusahaan. Para ahli umumnya membagi benefit
terhadap investasi TI tersebut menjadi dua bagian besar, yaitu tangible benefit dan intangible benefit.
Tangible benefit adalah keuntungan yang dapat diperhitungkan oleh perusahaan secara fisik dan
memiliki data yang real secara dokumentasi serta dapat dipertanggungjawabkan dengan mudah.
Intangible benefit merupakan keuntungan yang didapat oleh perusahaan tetapi tidak dapat dihitung
secara fisik dan umumnya perusahaan tidak memiliki data pasti. Contoh intangible benefit adalah
produktivitas kerja karyawan meningkat, kepuasan pelanggan karena layanan dapat diberikan dengan
lebih cepat dan akurat, dan keuntungan lainnya. Berdasarkan penelitian Andresen, dkk benefit terbagi
menjadi lebih detail dengan rincian sebagai berikut.
·         Dasar Penentuan Investasi Teknologi Informasi
Menurut Ross dan Beth dalam penelitiannya yang diterbitkan pada MIT Sloan Menagement
Review yang berjudul Beyond the Business Case: New Approaches to IT Investment mengatakan
bahwa terdapat dua pendekatan umum dalam melakukan investasi teknologi informasi, yaitu Strategic
Objective mengutamakan keuntungan jangka pendek dan pertumbuhan jangka panjang dan
Technology Scope menerapkan infrastruktur teknologi informasi dan sebagai business solution.





Proses rencana TI dan metode pemilihan proyek

·         Proses Perencanaan Ti

gambar proses perencanaan ti
·         Metode Pemilihan Proyek
1.      Biasanya tidak cukup waktu atau sumber daya untuk menerapkan semua proyek.
2.      Metode untuk memilih proyek meliputi:
Ø  Berfokus pada kebutuhan organisasi yang luas.
Ø  Mengkategorikan proyek teknologi informasi.
Ø  Menunjukkan net present value atau analisis keuangan lainnya.
Ø  Dengan model skor tertimbang.
Ø  Menerapkan balanced scorecard.








Analisis keuangan proyek (Net Present Value Analysis, Net Present Value Example, Return on Investment, and Payback Analysis)

·         Analisis Keuangan Proyek
Ø  Pertimbangan-pertimbangan keuangan sering merupakan aspek penting dari proses seleksi proyek.
Ø  Tiga utama metode untuk menentukan nilai keuangan diproyeksikan proyek:
§  Net Present Value (NPV) Analysis
§  Return on Investment (ROI)
§  Payback Analysis
·         Net Present Value Analysis
ü  NPV merupakan indikator dari seberapa besar nilai investasi atau proyek menambah perusahaan.
ü  NPV adalah alat sentral dalam arus kas diskonto (DCF) analisis, dan merupakan metode standar untuk menggunakan nilai waktu dari uang untuk menilai proyek jangka panjang.
ü  Digunakan untuk penganggaran modal, dan di seluruh bidang ekonomi, keuangan, dan akuntansi.
Dengan proyek tertentu, jika Rt adalah nilai positif, proyek ini dalam status discounted cash inflow dalam waktu t.



·         Return On Investment
ü  Laba atas investasi (ROI) dihitung dengan mengurangkan biaya proyek dari manfaat dan kemudian membaginya dengan biaya.
ROI = (manfaat total potongan - potongan biaya total) /         biaya diskon
ü  Semakin tinggi ROI, semakin baik.
ü  Banyak organisasi memiliki tingkat rata-rata pengembalian atau tingkat minimum yang dapat diterima atas pengembalian investasi untuk proyek-proyek.
ü  Internal rate of return (IRR) dapat dengan dihitung dengan menetapkan NPV menjadi nol.

·         Payback Analysis
Ø  Payback period adalah jumlah waktu yang diperlukan untuk menutup, dalam bentuk arus kas masuk bersih, jumlah dolar yang diinvestasikan dalam proyek.
Ø  Payback terjadi ketika manfaat diskon kumulatif dan biaya yang lebih besar dari nol.
Ø  Banyak organisasi ingin proyek TI memiliki payback period yang cukup singkat.

Penerapan Balanced Scorecard
·         Penerapan Balance Scorecard
§  Drs. Robert Kaplan dan David Norton mengembangkan pendekatan untuk membantu memilih dan mengelola proyek-proyek yang sejalan dengan strategi bisnis.
§  A balanced scorecard adalah suatu metodologi yang mengkonversi nilai organisasi driver, seperti layanan pelanggan, inovasi, efisiensi operasional, dan kinerja keuangan, untuk serangkaian metrik didefinisikan.


 
Scope Planning and the Scope Statement

Pernyataan lingkup dapat mengambil banyak bentuk tergantung pada jenis proyek yang dilaksanakan dan sifat organisasi. Rincian pernyataan ruang lingkup deliverable proyek dan menjelaskan tujuan utama. Tujuan harus mencakup kriteria keberhasilan terukur untuk proyek tersebut.
Sebuah pernyataan lingkup harus ditulis sebelum pernyataan kerja dan harus menangkap, dalam istilah yang sangat luas, produk dari proyek, misalnya, "mengembangkan sistem berbasis perangkat lunak untuk menangkap dan melacak pesanan untuk perangkat lunak." Sebuah pernyataan lingkup juga harus mencakup daftar pengguna menggunakan produk tersebut, serta fitur-fitur pada produk yang dihasilkan.
Sebagai pernyataan lingkup awal harus berisi:
Ø  Piagam proyek
Ø  Pemilik proyek, sponsor, dan stakeholder
Ø  Pernyataan masalah
Ø  Tujuan dan sasaran proyek
Ø  Persyaratan proyek
Ø  Deliverable proyek
Ø  Proyek non-tujuan (apa yang keluar dari ruang lingkup)
Ø  Milestones
Ø  Perkiraan biaya

Prinsip Dasar Pembentukan WBS

WBS adalah suatu metode pengorganisaian proyek menjadi struktur pelaporan hierarakis. WBSdigunakan untuk melakukan Breakdown atau memecahkan tiap proses pekerjaan menjadi lebihdetail.hal ini dimaksudkan agar proses perencanaan proyek memiliki tingkat yang lebih baik.WBS disusun bedasarkan dasar pembelajaran seluruh dokumen proyek yang meliputi kontrak,gambar-gambar, dan spesifikasi. Proyek kemudian diuraikan menjadi bagian-bagian denganmengikuti pola struktur dan hirarki tertentu menjadi item-item pekerjaan yang cukup terperinci,yang disebut sebagai Wok Breakdown Structure.






Penggunaan software dalam mendukung project scope management.

·         Software Untuk Membantu Manajemen Integrasi Proyek
Ø  Beberapa tipe sofware yang dapat digunakan:
1.      Word processing untuk membuat dokumen
2.      Presentation software untuk membuat presentasi
3.      Spreadsheets atau databases
4.      Communication software untuk memfasilitasi komunikasi misalnya melalui email
5.      Project manajemen software

DAFTAR PUSTAKA

Komentar

Postingan Populer