Nama : Renaldi Budi
NPM : 46112103
Kelas : 2DC01
Proses
Quality Management
Project Quality Management adalah proses yang dilakukan,
untuk menjamin proyek dapat memenuhi kebutuhan yang telah disepakati,
melalui aturan-aturan mengenai kualitas, prosedur
ataupun guidelines. Merupakan semua aktivitas yang dilakukan oleh
organisasi proyek untuk memberikan jaminan tentang kabijakan kualitas, tujuan
dan tanggung jawab dari pelaksanaan proyek agar proyek dapat memenuhi kebutuhan
yang sudah disepakati.
Kualitas yang dimaksud disini biasanya memiliki hubungan
keterkaitan yang sangat erat dengan sejumlah standar internasional, seperti
contohnya ISO sebagai panduan sistem manajemen mutu (misalnya dalam pembuatan
aplikasi diperhatikan kaidah buku software engineering yang memenuhi software
quality assurance).
Kesepakatan ini dapat terukur melalui parameter conformance
to requirements (proses dan produk proyek memenuhi spesifikasi)
dan fitness for use (produk dapat digunakan sesuai maksud dan
tujuannya). Proses ini berinteraksi satu sama lain serta berinteraksi
dengan proses di bidang pengetahuan lain. Setiap proses dapat
melibatkan usaha dari satu atau lebih orang atau kelompok
berdasarkan pada persyaratan proyek.
Analisi
Pareto dan Contoh Diagram
Analisis Pareto adalah teknik statistik dalam pengambilan
keputusan yang digunakan untuk pemilihan sejumlah tugas yang menghasilkan efek
keseluruhan yang signifikan. Ia menggunakan Prinsip Pareto (juga dikenal
sebagai aturan 80/20) gagasan bahwa dengan melakukan 20% dari pekerjaan Anda
dapat menghasilkan 80% dari manfaat melakukan seluruh pekerjaan. Atau dalam hal
peningkatan kualitas, mayoritas besar masalah (80%) diproduksi oleh beberapa
penyebab utama (20%). Hal ini juga dikenal sebagai beberapa penting dan banyak
sepele.
Pada akhir 1940-an guru manajemen kualitas Joseph M. Juran
menyatakan prinsip dan diberi nama setelah ekonom Italia Vilfredo Pareto, yang
mengamati bahwa 80% dari pendapatan di Italia pergi ke 20% dari populasi.
Pareto kemudian dilakukan survei pada sejumlah negara lain dan ditemukan untuk
mengejutkan bahwa suatu distribusi yang serupa diterapkan.
Aturan 80/20 dapat diterapkan pada hampir semua hal:
Ø
80% dari keluhan pelanggan timbul dari 20% dari produk atau jasa.
Ø
80% dari keterlambatan dalam jadwal timbul dari 20% dari
kemungkinan penyebab penundaan.
Ø
20% dari produk atau jasa account untuk 80% dari keuntungan Anda.
Ø
20% dari penjualan Anda force menghasilkan 80% dari pendapatan
perusahaan Anda.
Ø
20% dari cacat sistem menyebabkan 80% dari masalah.
Prinsip Pareto memiliki banyak aplikasi dalam kontrol kualitas.
Ini adalah dasar bagi diagram Pareto, salah satu alat utama yang digunakan
dalam kontrol kualitas total dan Six Sigma.
Dalam PMBOK memesan Pareto digunakan untuk memandu tindakan
korektif dan membantu tim proyek mengambil tindakan untuk memperbaiki masalah
yang menyebabkan jumlah terbesar cacat pertama.
Tujuh langkah untuk mengidentifikasi penyebab penting menggunakan
Analisis Pareto [1]:
Formulir tabel daftar penyebab dan frekuensi mereka sebagai
persentase.
Mengatur baris dalam urutan penurunan pentingnya penyebab, yaitu
penyebab paling penting pertama.
Tambahkan kolom persentase kumulatif ke meja.
Plot dengan penyebab pada x-axis dan persentase kumulatif pada
sumbu-y.
Bergabung dengan poin di atas untuk membentuk kurva.
Plot (pada grafik yang sama) grafik batang dengan penyebab pada
x-axis dan persen frekuensi pada sumbu-y.
Menarik garis di 80% pada y-axis sejajar dengan sumbu-x. Kemudian
turun garis pada titik persimpangan dengan kurva pada sumbu-x. Ini titik pada
sumbu-x memisahkan penyebab penting pada penyebab kiri dan kurang penting di
sebelah kanan.
Ini adalah contoh sederhana diagram Pareto menggunakan data sampel
menunjukkan frekuensi relatif dari penyebab kesalahan pada situs. Hal ini
memungkinkan Anda untuk melihat apa yang 20% dari kasus yang menyebabkan 80%
dari masalah dan di mana upaya harus difokuskan untuk mencapai peningkatan
terbesar.
Nilai Prinsip Pareto untuk seorang manajer proyek adalah bahwa hal
itu mengingatkan Anda untuk fokus pada 20% dari hal-hal penting. Dari hal-hal
yang Anda lakukan selama proyek Anda, hanya 20% yang benar-benar penting.
Mereka menghasilkan 80% 20% dari hasil Anda. Mengidentifikasi dan fokus pada
hal-hal pertama, tetapi tidak benar-benar mengabaikan sisanya 80% penyebab.
Commonly
Used Quality Factors
a. Tangibles / Bukti langsung
Tangibles merupakan bukti nyata dari kepedulian dan perhatian yang
diberikan oleh penyedia jasa kepada konsumen. Pentingnya dimensi tangibles ini
akan menumbuhkan image penyedia jasa terutama bagi konsumen baru dalam
mengevaluasi kualitas jasa. Perusahaan yang tidak memperhatikan fasilitas
fisiknya akan menumbuhkan kebingungan atau bahkan merusak image
perusahaan.
b. Reliability / Keandalan
Reliability atau keandalan merupakan kemampuan perusahaan untuk
melaksanakan jasa sesuai dengan apa yang telah dijanjikan secara tepat
waktu.Pentingnya dimensi ini adalah kepuasan konsumen akan menurun bila jasa
yang diberikan tidak sesuai dengan yang dijanjikan. Jadi komponen atau unsur
dimensi reliability ini merupakan kemampuan perusahaan dalam menyampaikan jasa
secara tepat dan pembebanan biaya secara tepat.
c. Responsiveness / Ketanggapan
Responsiveness atau daya tanggap merupakan kemampuan perusahaan
yang dilakukan oleh langsung karyawan untuk memberikan pelayanan dengan cepat
dan tanggap. Daya tanggap dapat menumbuhkan persepsi yang positif terhadap
kualitas jasa yang diberikan. Termasuk didalamnya jika terjadi kegagalan atau
keterlambatan dalam penyampaian jasa, pihak penyedia jasa berusaha memperbaiki
atau meminimalkan kerugian konsumen dengan segera. Dimensi ini menekankan pada
perhatian dan kecepatan karyawan yang terlibat
untuk menanggapi permintaan, pertanyaan, dan keluhan konsumen.
Jadi komponen atau unsur dari dimensi ini terdiri dari kesigapan karyawan dalam
melayani pelanggan, kecepatan karyawan dalam melayani pelanggan, dan penanganan
keluhan pelanggan.
d. Assurance / Jaminan
Assurance atau jaminan merupakan pengetahuan dan perilaku employee
untuk membangun kepercayaan dan keyakinan pada diri konsumen dalam mengkonsumsi
jasa yang ditawarkan. Dimensi ini sangat penting karena melibatkan persepsi
konsumen terhadap resiko ketidakpastian yang tinggi terhadap kemampauan
penyedia jasa. Perusahaan membangun kepercayaan dan kesetiaan konsumen melalui
karyawan yang terlibat langsung menangani konsumen. Jadi komponen dari dimensi
ini terdiri dari kompetensi karyawan
yang meliputi ketrampilan, pengetahuan yang dimiliki karyawan
untuk melakukan pelayanan dan kredibilitas perusahaan yang meliputi hal-hal
yang berhubungan dengan kepercayaan konsumen kepada perusahaan seperti,
reputasi perusahaan, prestasi dan lain-lain
e. Emphaty / Empati
Emphaty merupakan kemampuan perusahaan yang dilakukan langsung
oleh karyawan untuk memberikan perhatian kepada konsumen secara individu,
termasuk juga kepekaan akan kebutuhan konsumen. Jadi komponen dari dimensi ini
merupakan gabungan dari akses (access) yaitu kemudahan untuk memanfaatkan jasa
yang ditawarkan oleh perusahaan, komunikasi merupakan kemampuan melakukan untuk
menyampaikan informasi kepada konsumen atau memperoleh masukan dari konsumen
dan pemahaman merupakan usaha untuk mengetahui dan memahami kebutuhan dan
keinginan konsumen.
Quality
Control Charts and the Seven Run Rule
·
Quality Control Chart
Sebuah grafik kontrol adalah tampilan grafik data yang menggambarkan
hasil dari sebuah proses dari waktu ke waktu. Penggunaan utama dari diagram
kontrol adalah untuk mencegah cacat, bukan untuk mendeteksi atau menolak
mereka. Diagram kontrol kualitas memungkinkan Anda untuk menentukan apakah
proses berada dalam kontrol atau di luar kendali. Ketika sebuah proses yang
memegang kendali, setiap variasi dalam hasil proses diciptakan oleh peristiwa
acak, proses yang ada dalam kontrol tidak perlu disesuaikan. Ketika sebuah
proses berada di luar kendali, variasi dalam hasil proses disebabkan oleh
kejadian non-acak, Anda harus mengidentifikasi penyebab peristiwa-peristiwa
non-acak dan menyesuaikan proses untuk memperbaiki atau menghilangkan mereka.
Seven Run Rules menyatakan bahwa jika tujuh titik data
berturut-turut semuanya berada di bawah rata-rata, di atas rata-rata, atau
semua meningkat atau menurun, maka proses harus diperiksa untuk masalah
non-acak.
Modern
Quality Management dan Quality Experts
Ø
Membutuhkan kepuasan pelanggan.
Ø
Lebih suka pencegahan untuk inspeksi.
Ø
Mengenali tanggung jawab manajemen untuk kualitas.
Ahli kualitas perlu diperhatikan termasuk Deming, Juran, Crosby,
Ishikawa, Taguchi, dan Feigenbaum.
Quality Expert Deming terkenal untuk karyanya dalam membangun
kembali Jepang dan 14 nya Poin untuk Manajemen. Juran menulis Quality
Control Handbook dan sepuluh langkah untuk peningkatan kualitas. Crosby
menulis Quality is Free dan menyarankan bahwa organisasi berusaha
untuk nol cacat. Ishikawa mengembangkan konsep lingkaran kualitas dan diagram
tulang ikan.
Taguchi mengembangkan metode untuk mengoptimalkan proses
eksperimentasi rekayasa.
Feigenbaum mengembangkan konsep kontrol kualitas total.
Improving
Information Technology Project Quality
Beberapa saran untuk meningkatkan kualitas proyek TI meliputi:
1.
Membangun kepemimpinan yang mempromosikan kualitas.
2.
Memahami biaya kualitas.
3.
Fokus pada pengaruh organisasi dan faktor-faktor yang mempengaruhi
kualitas kerja.
4.
Ikuti model kedewasaan.
Biaya
Kualitas
Biaya Kualitas
Biaya kualitas adalah biaya yang muncul karena adanya aktivitas
kualitas yang muncul karena rendahnya kualaitas produk yang dihasilkan oleh
perusahaan atau kemungkinan adanya kualitas produk yang rendah. Aktivtas
kualitas yang dilakukan perusahaan diklasifikasikan menjadi 2 jenis yaitu:
1.
Aktivitas pengendalian yang merupakan aktivitas untuk mencegah
atau mendeteksi terjadinya produk yang kurang baik
2.
Aktivitas karena kegagalan yang merupakan aktivitas yang dilakukan
perusahaan untuk merespon adanya produk yang kualitasnya rendah.
Biaya kualitas terdiri dari 4 jenis biaya yaitu:
a)
Prevention cost atau biaya pencegahan adalah biaya yang terjadi
dalam upaya mencegah adanya produk dengan kualits tidak baik.
b)
Apprisial cost atau biaya pengukuran adalah biaya yang terjadi
untuk menentukan suatau produk memenuhi karakteristik yang ditetapkan atau
sesuai dengan permintaan konsumen.
c)
Internal failure cost atau biaya kegagalan internal adalah biaya
atau kerugian ang terjadi karena produk tidak memenuhi spesifikasi yang telah
ditetapkan dan produk belum sampai konsumen
d)
External failure cost atau biaya kegagalan eksternal adalah biaya
atau kerugian yang terjadi karena produk tidak memenuhi spesifikasi yang telah
ditetapkan dan produk sudah sampai konsumen
Pengukuran Biaya Kualitas
Biaya kualitas dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis biaya yaitu:
Ø
Observable quality cost yaitu bioaya kualita yang dapat diketahui
jumlahnya dari catatan yang terdapat dalam system akuntansi yang digunakan
perusahaan
Ø
Hidden quality cost adalah merupakan biaya atau krugian yang
muncul karena rendahnya kualitas tetapi jumlah biaya ini tidak dapat diketahui
dari catatan akuntansi perusahaan.
Jumlah biaya kualitas merupakan penjumlahan baik Observable quality cost maupun Hidden quality cost. Untuk menentukan jumlah hidden quality cost diperlukan estimasi. Estimasi dapat dilakukan dengan cara berikut:
ü
Multiplier method,penentuan hidden quality cost dengan cara yang
sangat sederhana yaitu dengan mengamsumsikan bahwa total biaya kegagalan
eksternal adalah biaya eksternal yang dapat diukur dikalikan dengan multiplier
tertentu.
ü
Market Researsh method,penentuan hidden quality cost dengan
melakukan penelitian pasar.
ü
Taguchi Quality loss Function,penentuan hidden quality cost dengan
mengasumsikan bahwa fungsi biaya kualitas adalah merupakan fungsi kuadrat.
Pelaporan Biaya Kualitas
Biaya kualitas perlu dilaporkan agar dapat membantu manajemen
dalam meningkatkan perencanaan,pengendalian ,serta pengambilan keputusan yang
berkaitan dengan kualitas. Terdapat 2 cara pelaporan biaya kualitas yaitu
dengan Quality cost report serta Analisis.
Quality cost report(laporan biaya kualitas) Lapora ini menyajikan
informasi biaya kualits dengan cara menentukan setiap elemen biaya kualitas
dalam%terhadap penjualan. Untuk menentukan posisi optimum ,ada 2 pendekatan
yang dapat digunakan yaitu pendekatan yang dapat digunakan yaitu pendekatan
konvensional dan pendekatan kontemporer.
Fungsi Biaya Kualitas.
Terdapat 2 pandangan tentang fungsi biaya kualitas yaitu pandangan
tradisional serta pendanga kontemporer.
1.
Pendekatan konvensionla, mendasarkan pada anggaran adanya “trae
off” pada biaya kualitas yaitu antara biay pengendalian dan biaya kegagalan
2.
Pendekatan Kontemporer, pendekatan kontemporer tidak mengenal
batas toleransi tingkat kerusakan yang masih dapat diterima(AQL). Pendekatan
ini menggunakan tingkat kerusakan 0. Pendekatan kontemporer tidak menganggap
adanya trade off anatara biaya pengendalian dan kegagalan. Terdapat 3 perbedaan
mendasar terhadap biaya kualitas optimal dari sudut pandang kontemporer dari
sudut pandang konvensional. Perbedaan yang pertama adalah bahwa menurut
pandangan kontemporer, biaya pengendalian tidak akan meningkat tanpa batas pada
saatmendekati tingkat kerusakan 0. Perbedaan yang kedua adalah bahwa biaya
pengendalian kualitas akan meningkat tetapi kemudian menurun pada saat
mendekati tingkat kerusakan 0. Perbedaan yang ketiga adalah biaya kegagalan
dapat ditekan sampai mendekati 0.
DAFTAR PUSTAKA
Komentar
Posting Komentar