Nama :
Renaldi Budi
NPM :
46112103
BAB III
GRUP PROSES MANAJEMEN PROYEK
Dalam
sebuah manajemen proyek terdapat sejumlah proses yang saling berkaitan antara
yang satu dengan yang lainnya. Dan tiap-tiap proses tersebut membentuk suatu
grup proses.
Dalam manajemen proyek terdapat 5 grup
proses :
a. Inisisasi yaitu dilakukannya
pendefinisian proyek
b. Perencanaan Proyek yaitu
mendefinisikan dan merinci tujuan proyek, serta merencanakan aktivitas –
aktivitas yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan proyek itu sendiri dan
sesuai batasan yang telah disepakati.
c. Eksekusi yaitu mengintegrasikan semua
sumber daya yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan proyek, dengan
melaksanakan apa yang sudah direncanakan.
d. Kontrol : mengukur dan memonitor
secara berkala kemajuan proyek serta mengidentifikasi adanya penyelewengan
pelaksanaan dari rencana yang sudah dibuat sebelumnya.
e. Akhir melakukan formalisasi hasil
proyek berupa barang atau jasa yang dihasilkan dari proyek.
Membangun Metodologi Manajemen Proyek IT
Membangun metodologi manajemen proyek
IT. Sebuah perusahaan vendor IT atau vendor apapun yang hidup matinya
bergantung pada keberadaan proyek, memiliki masalah yang sama dalam menentukan
metodologi apa yang cocok untuk digunakan dalam pengerjaan proyek. Dalam dunia
IT lebih dalam lagi akan ada pertanyaan metodologi apa yang cocok untuk
pengembangan software atau untuk digunakan sebagai acuan Software Development
Life Cycle (SDLC). Pengalaman membuktikan, tidak adanya kejelasan metodologi
yang jelas yang digunakan perusahaan akan membuat proyek berjalan tanpa arah
dan akan sangat tergantung dari individu manajer proyeknya. Jika kondisi itu
berlangsung pada proyek yang kompleks dan ditangani oleh manajer proyek yang
tidak berpengalaman maka akan berakhir pada kegagalan proyek. Bagi orang yang
lebih tinggi yaitu atasan dari manajer proyek, hal tersebut akan membuat
proyek-proyek tidak bisa dimonitor apalagi dikontrol. Memilih metodologi proyek
memang bukan hal yang mudah. Kita tau ada berbagai macam metodologi mulai yang
general, yang bisa diimplementasikan pada proyek apapun seperti PMBOK, PRINCE2
maupun yang spesifik untuk domain tertentu misalnya SWEBOK, XP, Scrum yang
digunakan pada proyek development software. Masing-masing metodologi memiliki
keuntungan dan kita perlu untuk TIDAK memilih begitu saja satu metodologi
karena saya percaya tidak ada metodologi yang "one size fits all."
Kita dapat mengelaborasikan beberapa metodologi dan membuatnya pesifik untuk
perusahaan dengan catatan metodologi tersebut didefinisikan agar sesuai dengan
sifat dari proyek-proyek yang ada dan sebisa mungkin masih dapat disesuaikan
(tailored) sesuai dengan besarnya proyek. Untuk mengelaborasi metodologi,
sebaiknya kita mulai dengan studi beberapa metodologi yang sudah ada. Ada
baiknya kita membuat listing yang lengkap dari metodologi yang yang sudah ada,
mempelajarinya secara high level, kemudian menentukan yang menjadimain
interest, lalu melakukan klasifikasi seperti yang dijelaskan sebuah artikel
"Defining & Classifying Project Management Methodologies."
Berikut ini gambaran level dari klasifikasi metodologi manajemen proyek dari
artikel tersebut.
Inisiasi Proyek
Inisiasi
proyek merupakan tahap awal kegiatan proyek sejak sebuah proyek disepakati
untuk dikerjakan. Pada tahap ini, permasalahan yang ingin diselesaikan akan
diidentifiasi. Beberapa pilihan solusi untuk menyelesaikan permasalahan juga
didefinisikan. Sebuah studi kelayakan dapat dilakukan untuk memilih sebuah
solusi yang memiliki kemungkinan terbesar untuk direkomendasikan sebagai solusi
terbaik dalam menyelesaikan permasalahan. Ketika sebuah solusi telah
ditetapkan, maka seorang manajer proyek akan ditunjuk sehingga tim proyek dapat
dibentuk dan berakhir ketika manajer proyek diberikan otoritas juga petunjuk
untuk memulai perencanaan.
Rencana Proyek
Perencanaan
adalah suatu proses yang mencoba meletakkan dasar tujuan dan sasaran termasuk
menyiapkan segala sumber daya untuk mencapainya. Perencanaan memberikan
pegangan bagi pelaksanaan mengenai alokasi sumber daya untuk melaksanakan
kegiatan (Imam Soeharto, 1997). Secara garis besar, perencanaan berfungsi untuk
meletakkan dasar sasaran proyek, yaitu penjadwalan, anggaran dan mutu.
Pengertian di atas menekankan bahwa
perencanaan merupakan suatu proses, ini berarti perencanaan tersebut mengalami
tahap-tahap pengerjaan tertentu Tahap-tahap pekerjaan itu yang disebut proses.
Dalam menyusun suatu perencanaan yang lengkap minimal meliputi :
a. Menentukan tujuan.
Tujuan dimaksudkan sebagai pedoman yang
memberikan arah gerak dari kegiatan yang akan dilakukan.
b. Menentukan sasaran.
Sasaran adalah titik-titik tertentu yang
perlu dicapai untuk mewujudkan suatu tujuan yang lelah ditetapkan sebelumnya
c. Mengkaji posisi awal terhadap
tujuan.
Untuk mengetahui sejauh mana kesiapan
dan posisi maka perlu diadakan kajian terhadap posisi dan situasi awal terhadap
tujuan dan sasaran yang hendak dicapai
d. Memilih alternatif.
Selalu tersedia beberapa alternatif yang
dapat dipergunakan untuk mewujudkan tujuan dan sasaran. Karenanya memilih
alternatif yang paling sesuai untuk suatu kegiatan yang hendak dilakukan
memerlukan kejelian dan pengkajian perlu dilakukan agar alternatif yang dipilih
tidak merugikan kelak.
e. Menyusun rangkaian langkah untuk
mencapai tujuan
Proses ini terdiri dari penetapan
langkah terbaik yang mungkin dapat dilaksanakan setelah memperhatikan berbagai
batasan.
Tahapan perencanaan di atas merupakan
suatu rangkaian proses yang dilakukan sesuai urutannya. Dari proses tersebut
perencanaan disusun dan selanjutnya dilakukan penjadwalan.
DAFTAR
PUSTAKA
Komentar
Posting Komentar